Itsar (Mendahulukan Orang Lain daripada Diri Sendiri)


Teman-teman yang aku cintai, mari kita membahas tentang itsar di notes ini.

Apakah itsar itu? Itsar adalah mendahulukan orang lain dibandingkan dengan diri kita sendiri. Para sahabat Rasulullaah SAW. sangat gemar mendahulukan saudaranya sendiri dibandingkan diri mereka. Itu karena mereka adalah satu tubuh.

Nu’man bin Basyir meriwayatka sebuah hadits Rasulullah SAW. yang berbunyi:

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ مُسْلِمٌ).

Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).

Untuk itu kita harus selalu peka terhadap apapun yang menimpa saudara kita. Jangan cuek. Janganlah kita egois dan merasa individualistis, "yang penting saya aman", "yang penting saya enak". Jangan begitu, namun coba bayangkan jika kita menjadi orang lain. Ingat bahwa tetangga juga ada yang butuh, beri mereka bantuan. Jangan sampai Anda tidur kenyang dalam keadaan kenyang, namun tetangga Anda kelaparan.

Rasulullah SAW. dan para sahabat adalah sebaik-baik generasi yang mencontohkan perilaku 'itsar, karena mereka memang orang-orang yang diridhoi Allah, sebagaimana firman Allah: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka denga baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. at-Taubah: 100)

Mereka juga merupakan generasi terbaik karena Rasulullaah SAW. langsung yang menjaminnya. Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Katsir telah mengabarkan kepada kami Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari ‘Ubaidah dari ‘Abdullah radliallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah orang-orang yang hidup pada zamanku (generasiku) kemudian orang-orang setelah mereka kemudian orang-orang setelah mereka. Kemudian akan datang sebuah kaum yang persaksian seorang dari mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului persaksiannya. Ibrahim berkata; “Dahulu, mereka (para shahabat) mengajarkan kami tentang bersaksi dan memegang janji (Mereka memukul kami bila melanggar perjanjian dan persaksian)” (HR Bukhari 2458)

Ada sebuah cerita bahwa suatu ketika berkecamuk perang di zaman Rasulullaah atau sepeninggalnya (lupa). Salah seorang sahabat sudah kehausan karena di gurun pasir. Saat aka menenggak air, ada yang berteriak,"air, air...!" kemudian ia berikan itu kepada temannya. Ketika temannya mau mintum, ada yang berkata, "air, air...!" kemudian diberikanlah kepada temannya lagi hingga akhirnya semuanya wafat.

Juga ada cerita di zaman para sahabat Rasulullah bahwa ada seseorang memasak daging, sehingga baunya tercium ke tetangganya. Akhirnya ia berikan kepada tetangganya. Kemudian setelah diberikan kepada tetangganya, tetangganya ini memberikan lagi ke sebelahnya karena ia tahu sebelahnya mencium gulai tersebut. Begitu seterusnya hingga gulai ini berputar ke pemilik gulai pertama! Subhanallah.

Sesungguhnya Rasulullah dan para sahabatnya itu adalah pemimpin dunia, namun Rasulullah dan para khalifah sepeninngalnya, jika rakyat sedang kesulitan, para pemimpinlah yang pertama merasakannya. Dan jika rakyat sedang senang, maka pemimpinlah yang terakhir merasakannya. Subhanallah.

Adalagi cerita yang membuat siapapun pasti haru karena luar biasanya akhlak, kemuliaan dan pengorbanan para sahabat demi ukhuwah islamiyyah yang indah dan sejati:

“Seorang lelaki datang kepada Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, lalu dia berkata, “Sungguh aku ini miskin dan sangat lapar.” Lalu Rasulullah n menyampaikan hal tersebut kepada sebagian istri beliau. Maka mereka berkata, “Demi Dzat yang telah Mengutusmu dengan hak, saya tidak memiliki apa-apa kecuali air. Kemudian Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menyampaikan hal itu kepada istri-istri beliau yang lain. Sampai semuanya mengatakan jawaban yang sama, “Demi Dzat yang telah Mengutusmu dengan hak, saya tidak memiliki apa-apa kecuali air. Maka Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam pun bertanya kepada para sahabat, “Siapakah kiranya yang sudi menjamu tamuku malam ini? Maka berkatalah seorang dari kalangan Anshar, “Saya wahai Rasulullah.” Kemudian sahabat tersebut membawa tamunya ke rumahnya. Lalu berkata kepada istrinya, “Muliakanlah tamu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam.”

Dalam riwayat yang lain disebutkan bahwa shahabat tersebut bertanya kepada istrinya, “Apakah kamu memiliki sesuatu (untuk menjamu tamu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam). Istrinya pun menjawab, “Tidak ada, hanya makanan yang cukup untuk anak-anak kita. Lalu sahabat tersebut berkata, “Sibukkanlah anak-anak kita dengan sesuatu (ajak main), kalau mereka ingin makan malam, ajak mereka tidur. Dan apabila tamu kita masuk (ke ruang makan), maka padamkanlah lampu. Dan tunjukkan kepadanya bahwa kita sedang makan bersamanya. Mereka duduk bersama, tamu tersebut makan, sedangkan mereka tidur dalam keadaan menahan lapar. Tatkala pagi, pergilah mereka berdua (sahabat dan istrinya) menuju Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Lalu Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam memberitakan (pujian Allah subhanahu wata’ala terhadap mereka berdua), “Sungguh Allah merasa heran/kagum dengan perbuatan kalian berdua terhadap tamu kalian).”(Muttafaqun ‘alaih)

Sesungguhnya puji hanya bagi Allah, semoga Allah memberikan kekuatan kepada kita untuk senantiasa istiqomah di jalan ini dan menafkahkan harta kita, baik dalam keadaan lapang maupun sempit.

Comments

Popular posts from this blog

Materi Perkuliahan Bahasa Inggris Jurusan Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Lampung

Administrasi Publik dan Administrasi Negara, Sebuah Perdebatan yang tak Berujung

Materi Mata Kuliah Sistem Informasi Sektor Publik